SEJARAH SINGKAT SEKOLAH ISLAM TERPADU AL ISHMAH

-MOTTO-
“ Menggapai Ridho Allah, Meraih Sukses Masa Depan”


Yayasan Sosial Pendidikan Islam (YSPI) “Ishmaturrahman“ yang berdiri sejak tahun 1993 dengan tujuan membantu mengentaskan kemiskinan, meningkatkan ekonomi masyarakat kecil (Dhu’afa), dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap ajaran Islam melalui jalur pendidikan dan dakwah.

Pada tahun 1994 Yayasan Sosial Pendidikan Islam (YSPI) “Ishmaturrahman“ mulai merintis penyelenggaraan lembaga pendidikan formal dengan mendirikan Sekolah Islam Terpadu diawali dengan membuka Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) Al-Ishmah pada tahun 1994 dan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Ishmah pada tahun 1997. Adapun proses pendirian ini dilakukan melalui kerjasama jama’ah majlis ta’lim dan Forum Kerjasama Masjid dan Mushola (FKM) kecamatan Jatisampurna, kota Bekasi.

Atas partisipasi orang tua murid, masyarakat dan dorongan semangat menyelenggarakan Pendidikan Dasar 9 Tahun dengan Sistem Pendidikan Islam Terpadu yang unggul berstandar nasional dan menjadi model pendidikan alternatif yang menjadi rujukan umat Islam, Yayasan Sosial Pendidikan Islam (YSPI) “Ishmaturrahman“ pada tahun 2007 mendirikan Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Al-Ishmah.

Sebagai salah satu lembaga pendidikan alternatif, Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Ishmah mempunyai visi :

”Menjadi lembaga pendidikan Islam yang unggul dalam prestasi, Profesional dalam pelayanan, dan mencetak generasi Rabbani yang cerdas, kreatif, inovatif dan berakhlak mulia yang mampu memanfaatkan sains dan teknologi untuk menghadapi kehidupan, berbasis pada nilai-nilai Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw”

Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al-Ishmah berdiri diatas lahan tanah wakaf seluas 2.560 m² terletak di Jl. Sawo Raya No. 16 Kranggan, Jatisampurna Bekasi 17433
Telp. (021) 8455625, dan (021) 84596892,
e-mail : sit.alishmah@gmail.com, http ://sitalishmah.co.cc

[+/-] Selengkapnya...

CLASS OUTDOOR

"Hari ini begitu menyenangkan.....!!"


yah, itulah yang dirasakan bagi sebagian besar siswa siswi kelas 1 dan 2 SDIT Al Ishmah saat mengikuti kegiatan Out Door ke TMII.

Mereka yang didampingi oleh masing-masing guru kelasnya tak kuasa menahan rasa senang yang terus mengikutinya.


Tawa, canda dan semua ungkapan kegembiraan diluapkannya seakan-akan ingin memperlihatkan pada dunia tentang kegembiraan yang mereka rasakan.


Museum Kupu-Kupu, Museum Air Tawar, Museum IPTEK dll menjadi sasaran untuk dikunjungi. Layaknya seorang yang profesional, mereka dengan seksama memperhatikan setiap peragaan yang dilakukan oleh sang Bapak Peraga. Asyik kan! Jadi mau kembali ke SD lagi deh.........!!!

[+/-] Selengkapnya...

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Di Indonesia, MBS mulai dikenal pada tahun 1999. Awalnya dimulai dari kerja sama Unicef, UNESCO, dan Depdiknas dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Program rintisan MBS itu bernama creating learning community for children (CLCC) atau "menciptakan masyarakat peduli pendidikan anak".

Program CLCC bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui pengembangan model untuk memberdayakan SD melalui pelaksanaan manajemen berbasis sekolah (MBS), metode pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), dan peran serta masyarakat (PSM) dalam lingkungan sekolah yang ramah anak (child-friendly school).

Kegiatan ini berlandaskan asumsi bahwa sekolah akan meningkat mutunya jika kepala sekolah, guru, dan masyarakat termasuk orangtua siswa diberikan kewenangan yang cukup besar untuk mengelola urusan sendiri, termasuk perencanaan dan pengelolaan keuangan sekolah, proses belajar - mengajar menjadi aktif dan menarik, para pendidiknya lebih ditingkatkan kemampuannya dan masyarakat sekitar sekolah ikut aktif dalam urusan persekolahan secara umum.

Pada manajemen berbasis sekolah, sekolah memiliki otonomi (kemandirian) untuk berbuat yang terbaik bagi sekolah. Ketergantungan pada tingkat pusat makin kecil, sehingga sekolah harus dewasa dan meyakini bahwa perubahan pendidikan tidak akan terjadi jika sekolah sendiri tidak berubah. Tentu saja kemandirian ini menuntut kemampuan sekolah untuk mengatur dan mengurus sekolahnya menurut prakarsanya sendiri berdasarkan aspirasi warga sekolah sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku.

Karakterisik sekolah yang melaksanakan MBS:
1. Proses belajar - mengajar yang efektivitasnya tinggi.
2. Kepemimpinan sekolah kuat.
3. Lingkungan sekolah aman dan tertib.
4. Pengelolaan tenaga kependidikan efektif.
5. Memiliki budaya mutu.
6. Memiliki tim kerja yang kompak, cerdas, dan dinamis.
7. Memiliki kewenangan (kemandirian).
8. Partisipasi tinggi dari warga sekolah dan masyarakat.
9. Memiliki keterbukaan (transparansi) manajemen.
10. Memiliki kemauan untuk berubah.
11. Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan.
12. Sekolah responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan.
13. Memiliki komunikasi yang baik.
14. Memiliki akuntabilitas.
15. Memiliki kemampuan menjaga keberlanjutan.


[+/-] Selengkapnya...

MISTERI BATU MELAYANG, BATU ISRA' MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW

Ada yang menyebutnya sebagai batu terbang atau batu gantung. Ada yang menyebutkan sebagai batu pijakan Nabi Muhammad saat akan mi'raj ke langit. Sang batu ingin ikut terbang ke langit, tetapi dilarang oleh nabi, sehingga berhenti dalam posisi melayang hingga sekarang.

Banyak yang percaya begitu saja gambar dan cerita tersebut. Tetapi tak sedikit juga yang bertanya-tanya. Apakah batu tersebut benar-benar ada? Benarkah itu foto asli?

Setelah beberapa lama mencari-cari kebenaran cerita dan foto tersebut, akhirnya ada kejelasan yang diperoleh dari forum diskusi berbahasa arab. Ternyata foto batu ini sudah tersebar jauh dan juga menimbulkan 'kehebohan' di antara mereka. Jika dalam versi indonesia, embel-embel ceritanya adalah tent
ang kisah isra' mi'raj di atas, maka dalam forum berbahasa arab itu cerita pengiringnya berbeda. Tidak mengenai isra mi'raj. Di situ diceritakan bahwa batu ini berasal dari wilayah Al Ahsa (bukan Al Aqsa), di bagian timur Arab Saudi, di sebuah desa bernama Al Tuwaitsir. Sang batu, konon ceritanya, tiba-tiba melayang setinggi sekitar 10 cm di suatu hari di bulan April, tanpa sebab yang jelas.

Seorang anggota for
um tersebut menanggapi dengan menyatakan bahwa ia hidup di wilayah tersebut dan tidak pernah melihat ada batu yang terbang melayang. Ia pun kemudian memberikan foto-foto batu yang dimaksud. Dan ternyata, memang batu tersebut ada, namun mempunyai penyangga di bawahnya. Foto asli batu tersebut menunjukkan bahwa memang batu tersebut cukup unik. Dan dengan mengambil sudut pemotretan yang tepat, dilanjutkan dengan manipulasi hasil pemotretan dengan photoshop atau program pengolah gambar lainnya, orang dengan mudah menghilangkan penyangga tersebut untuk memberi kesan sebagai batu yang melayang di udara.

Berikut adalah foto-foto batu asli dari be
rbagai sudut pengambilan gambar:

[+/-] Selengkapnya...